Saturday, March 10, 2012

INTERAKSI SOSIAL & KAITANNYA DENGAN DAKWAH


PENGERTIAN DAN SYARAT INTERAKSI
Manusia selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga kepribadian individu kecakapan-kecakapannya, ciri-ciri kegiatannya baru menjadi kepribadian individu yang sebenar-benarnya apabila keseluruhan sistem psycho-physik tersebut berhubungan dengan lingkungannya. Individu ini bersifat aktif, artinya berusaha mempengaruhi, menguasai, mudah dalam batas-batas kemungkinannya. Alam sekitar pun memiliki peranan terhadap individu karena dapat mempengaruhi individu dalam bertingkah laku, perbuatan, pikiran, sikap, perasaan, kemauan, dan sebagainya.
Pada umumnya, hubungan itu berkisar kepada usaha dalam menyesuaikan diri dan penyesuaian diri ini dapat dengan cara yang disebut autoplastis, auto = sendiri, plastis = dibantu), yaitu seseorang harus menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya. Dengan demikian, kehidupan manusia dalam masyarakat mempunyai 2 macam fungsi yaitu berfungsi sebagai subyek dan obyek. Maka dari itu, H.Bonner dalam buku Social Psychology memberikan rumusan sebagai berikut:
“Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya“.
Sedangkan menurut Yoseph.S.Roucek (1963), interaksi dirumuskan sebagai: “Interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal balik dan memiliki pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung melalui berita yang didengar atau melalui surat kabar“.
Adapun syarat untuk terjadinya interaksi sosial diantaranya terjadi karena:
© Adanya kontak sosial:
a. Antara orang-perorangan, disebut sosialisasi;
b. Antara orang-kelompok; dan
c. Antara kelompok-kelompok.
© Adanya komunikasi

B. FAKTOR-FAKTOR DASAR INTERAKSI SOSIAL
Faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial, baik secara tunggal maupun secara bergabung ialah:
¨ FAKTOR IMITASI
Menurut Gabriel Tarde yang beranggapan bahwa seluruh kehidupan sosial itu sebenarnya berdasarkan pada faktor imitasi saja, walaupun pendapat ini “berat sebelah“, namun peranan imitasi dalam interaksi sosial itu besar. Terbukti misalnya pada anak-anak yang sedang belajar bahasa, seakan-akan mereka mengimitasi dirinya sendiri, mengulang-ulang bunyi, kata-kata, melatih fungsi-fungsi lidah dan mulut untuk berbicara.
¨ FAKTOR SUGESTI
Sugesti adalah pengaruh psychis, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik.
¨ FAKTOR IDENTIFIKASI
Identifikasi adalah dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun secara batiniah
¨ FAKTOR SIMPATI
Simpati adalah perasaan ketertarikan dari orang yang satu ke budaya yang lain

C. Manfaat INTERAKSI SOSIAL& KAITANNYA DENGAN DAKWAH ISLAM
Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa dapat timbul berbagai dampak dari interaksi timbal-balik antara satu dan yang lainnya, baik dampak positif maupun negatif adapun kaitannya dengan kajian dakwah adalah konsep silaturrahim yang tercantum dalam al-qur’an:
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Qs An-Nisa ayat 1)
Dengan adanya silaturahim maka akan mempererat tali persaudaraan antara satu dan yang lainnya, karena silaturahim juga memiliki peranan yang sangat penting dalam menjalin komunikasi yang baik, serta merupakan salah satu metode dalam dakwah yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan kepada mad’u (yang didakwahi) agar pesan dari da’i dapat terserap dengan baik, saat ini banyak sekali cara yang dilakukan para da’i agar dapat berinteraksi langsung dengan mad’u nya, selain itu juga dengan memperluas cakupan interaksi sang da’i juga bisa melebarkan sayapnya untuk menyebarkan ajaran-ajaran islam lebih luas lagi
Selain memperluas ranah dakwah, silaturrahim juga merupakan cara yang paling efektif dibanding cara yang lainnya karena dengan berinteraksi para mad’u bisa melihat da’i itu secara langsung
D.BEBERAPA CARA PARA DA’I UNTUK BERSILATURRAHIM DENGAN MAD’UNYA
Ada macam-macam cara yang dilakukan para da’i untuk bersilaturrahim
1. membuka praktik pengobatan
2. mengadakan ritual kharismatik secara rutin
3. dengan jalur pendidikan&rumah sakit yang bernuansa islami
dengan beberapa cara diatas bukti empiris telah menjelaskan bahwa berdakwah bukan hanya dengan berbicara di depan mad’u namun masih banyak inovasi yang bisa dilakukan para da’i agar dakwah mereka berhasil dengan lancar,selain dari isi dakwah cara merupakan salah satu bagian yang terpenting dengan dakwah, karena dakwah yang baik harus didukung dengan cara yang baik pula,namun setiap da’i mempunyai cara sendiri untuk menambah mad’unya (tentunya dengan cara yang baik&tidak melenceng) karena jika sudah menyalahi rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam agama islam maka dakwahnya tersebut menjadi bathil/tidak sah untuk diteruskan maupun dijalani,namun selain metode diperlukan faktor lain yang sangat mendukung yaitu dengan metodologi dakwah sebagai berikut
1. hikmah (cara yang baik)
2. mau’idzhotil hasanah (nasihat yang lemah lembut)
3. mujadalah (tukar pendapat)Dengan 4 metode diatas dan memadu-padankan metode yang satu dengan yang lain diyakini akan menambah kemampuan dalam berdakwah yang nantinya akan berdampak positif untuk kedepannya bagi sang da’i, intinya sang da’i harus pintar serta memiliki pengetahuan yang banyak dalam berdakwah di masyarakat banyak, karena kemajemukan masyarakat menuntut sang dai agar berusaha belajar dengan lebih baik lagi dalam memperbaiki diri ataupun berinteraksi terkadang kita tidak menyadari bahwa banyak da’i yang melakukan segala cara agart berinteraksi dengan mad’u nya mereka ingin berinteraksi secara langsung disebabkan karena cara interaksi lebih efisien daripada faktor yang lainnya untukj berkomunikasi dengan si mad’u, apalagi ujntuk zaman globalisasi seperti ini banyak sekali fasilitas yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan si mad’u tetapi factor interaksi yang paling banyak dipilih oleh kebanyakan para da’I, karena menurut mereka factor interaksi yang paling efektif menurut mereka

portrait